Home | Sitemap | PMI Pusat | Kunjungi Situs Kami yang Baru

SIMULASI TANGGAP DARURAT

Relawan (KSR-TSR) PMI Cabang Kota Cilegon, Senin (19/01) menggelar simulasi tanggap darurat bencana. Kegiatan simulasi ini merupakan ajang bagi KSR dan TSR PMI Cilegon untuk mempraktekkan pedoman prosedur tetap (protap) tanggap darurat bencana dan Pos Komando Penanggulangan Bencana (Posko PB) sekaligus merupakan rangkaian kegiatan Jumpa-Bakti-Gembira (Jumbara) V PMR-PMI Cabang Kota Cilegon tahun 2009.
Sekretaris Forum Komunikasi Korps Suka Rela (FK KSR) PMI Cabang Kota Cilegon, Khoirul Umam menyatakan, simulasi dilaksanakan selama empat hari (19-22/01) dengan mengambil setting lokasi di Markas PMI Cilegon dan Bumi Perkemahan (Buper) PT Krakatau Steel Cilegon. 


“Relawan PMI Cilegon sudah dua kali melaksanakan kegiatan simulasi yakni pada Drill Tsunami dalam rangka memperingati dua tahun Tsunami Aceh bertempat di Ciwandan dan Drill Tsunami yang digelar Kodim 0623 Cilegon di Suralaya. Dalam kedua simulasi itu, KSR-TSR PMI Cilegon hanya dilibatkan dalam evakuasi dan pertolongan pertama serta pendirian kamp pengungsian,” tuturnya.

Sedangkan, pada simulasi kali ini, PMI mencoba menerapkan semua aspek yang terdapat pada Protap Tanggap Darurat Bencana yakni asesmen,  evakuasi, pertolongan pertama, penampungan darurat/shelter, tim ambulans, dapur umum, relief/distribusi, air dan sanitasi, pemulihan hubungan keluarga dan program dukungan psikologis. “Kegiatan ini seluruhnya diperankan oleh Relawan PMI Cilegon dibantu anggota Forum Komunikasi Remaja Palang Merah Indonesia (Forpis) Cilegon dan PMI Daerah Banten. Petugas Satlak, pengurus cabang, pengurus pusat, masyarakat, unsur pers,  semuanya diperankan oleh relawan dan anggota Forpis Cilegon,” katanya. 

Umam menjelaskan, skenarionya, pada tanggal 19 Januari 2009,  telah terjadi bencana gempa bumi yang melanda tiga wilayah di Kota Cilegon, yakni Ciwandan, Citangkil, dan Pulomerak. Kejadian tersebut dirasakan semua masyarakat, termasuk relawan PMI yang berada di lokasi bencana.

“Salah seorang relawan desa yang kebetulan selamat dari bencana, langsung melaporkan kejadian ke Posko PB Cabang. Sementara itu, Posko PB dan pengurus Cabang juga sudah mengetahui terjadinya gempa baik dirasakan langsung maupun mendapat informasi melalui Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) lewat SMS (short message system). Posko PB PMI cabang kemudian langsung menindaklanjuti laporan bencana tersebut, baik internal maupun eksternal, sampai pada adegan briefing di Posko PB Cabang” ujarnya.
Ditambahkan, pada hari pertama simulasi, kegiatannya lebih difokuskan pada manajemen informasi bencana di Posko PB cabang yang diteruskan ke Posko PB Daerah dan Pusat. “Pada hari kedua latihan, kami akan mulai melibatkan tim Satuan Penanggulangan Bencana (Satgana) ke lokasi kejadian. Mereka akan dimobilisasi ke lokasi bencana setelah mendapatkan mandat dari Pengurus Cabang dan akan melakukan langkah-langkah penanggulangan sesuai dengan Protap Tanggap Darurat,” tuturnya.

Spontanitas
Sementara itu, Staf Markas PMI Daerah Banten, Asep Rukmana yang juga turut terlibat dalam simulasi tersebut mengungkapkan, para relawan yang dilibatkan dalam simulasi hanya mendapatkan penjelasan dan latihan satu kali dari pengurus maupun staf Markas Cabang. “Yang saya lihat sendiri, pelaksanaan simulasi berjalan secara spontan, dimulai dengan terdengarnya sirine tanda akan terjadi gempa dan informasi telah terjadi bencana dari BMG dan relawan desa,” katanya. Ia menyatakan, meski tidak mengandalkan bantuan teks atau skenario tertulis, para relawan secara spontanitas mampu melaksanakan simulasi tahap pertama dengan baik. “Pengalaman lalu di Drill Tsunami Ciwandan dan Suralaya, tampaknya telah melekat pada relawan PMI Cilegon,” tandasnya